Biofortifikasi Tanaman Jagung, Dosen Inovasi FP Unila Atasi Stunting

Senin, 27 Mei 2024 - 13:50 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bandarlampung (dinamik.id) – Biofortifikasi agronomi merupakan proses peningkatan kandungan nutrisi pada tanaman dengan tujuan untuk memperbaiki pertumbuhan, produktivitas, dan nilai gizi tertentu pada tanaman.

Agustiansyah, SP, M.Si., salah satu dosen Fakultas Pertanian (FP) Universitas Lampung ( Unila ) mengatakan, beberapa tanaman memiliki tingkat kandungan nilai gizi yang relatif rendah sehingga kurang memenuhi jumlah yang seharusnya dikonsumsi manusia.

Sebaliknya, jika tanaman tersebut memiliki kandungan gizi yang tinggi maka nutrisi yang diserap tubuh juga cukup banyak. Maka, perlu adanya cara untuk meningkatkan kandungan gizi tersebut pada tanaman.

ADVERTISEMENT

addgoogle

SCROLL TO RESUME CONTENT

Proses peningkatan kandungan nilai gizi pada tanaman dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari pemuliaan tanaman hingga kegiatan budidaya tanaman seperti biofortifikasi agronomi.

Baca Juga :  Tembus 4,5 Juta Backlink: Unila Optimalkan Pengelolaan Website dan Blog

Proses biofortifikasi agronomi menjadi salah satu cara yang dipilih Dr. Agustiansyah. Menurutnya, biofortifikasi menjadi salah satu cara yang cepat dan instan dalam meningkatkan kandungan gizi dalam tanaman.

Penelitian ini berkaitan dengan isu stunting yang saat ini menjadi perhatian pemerintah Indonesia. Di satu sisi, tanaman pangan di Indonesia yang memiliki gizi tinggi untuk mencegah stunting masih sangat sedikit.

Hal ini menjadi salah satu alasan Dr. Agustiansyah untuk melakukan penelitian biofortifikasi agronomi lebih lanjut.

“Untuk mendapatkan nilai gizi lebih tinggi pada sebuah tanaman pangan, maka kita bisa melakukan berbagai macam cara, salah satunya lewat biofortifikasi agronomi ini, terlebih penelitian ini juga berkaitan dengan permasalahan stunting yang ada di negara kita,” ungkap Dr. Agustiansyah, beberapa waktu lalu.

Baca Juga :  Unila Gelar Lokakarya Strategi Pencapaian Kelulusan Tepat Waktu

Tanaman jagung dipilih dalam penelitian biofortifikasi agronomi ini karena sangat responsif terhadap perlakukan yang diberikan. Selain itu, tanaman jagung dipilih karena menjadi pangan alternatif dalam mengurangi konsumsi beras nasional.

Adapun nutrisi yang dapat ditingkatkan nilai kandungannya dalam tanaman jagung melalui biofortifikasi agronomi tersebut antara lain zat Besi (Fe), Zinc (Zn), dan Boron (B).

Tanaman jagung yang telah melalui proses biofortifikasi agronomi dapat diolah menjadi berbagai macam produk olahan pangan, tanpa mengurangi nilai kandungan gizi dalam jagung tersebut.

“Sebagai contoh nilai kandungan Zinc (Zn) dalam tanaman jagung biasanya ± 22 mg/kg. Melalui proses biofortifikasi agronomi nilai kandungan zinc dalam jagung dapat ditingkatkan hingga 58 mg/kg bahan.

Baca Juga :  Hadiri Rakernas Kemenag, Rektor UIN RIL: Siap Bangun Sinergi Menuju Indonesia Emas

Proses biofortifikasi agronomi yang dilakukan Dr. Agustiansyah membutuhkan waktu sekitar 2-3 bulan sesuai dengan umur tanaman jagung.

Mulai dari tahap penanaman, pemupukan, aplikasi Zn, Fe, Zn, dan B, pemanenan, hingga proses analisis nilai kandungan gizi dalam tanaman pangan jagungnya. Setelah itu, tanaman jagung siap untuk dikonsumsi masyarakat.

“Apliaksi Zn, Fe, dan B, pada tanaman harus memperhatikan fase-fase pertumbuhan tanaman. Biasanya pada fase sebelum berbunga, dan setelah berbunga. Aplikasi dilakukan 2-3 kali selama fase hidup tanaman jagung,” ungkap Dr. Agustiansyah.

Harapannya, setelah penelitian ini berhasil dilakukan, proses biofortifikasi agronomi ini dapat terus dikembangkan dan bermanfaat sebagai inovasi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat melalui tanaman pangan alternatif. (Pin)

Berita Terkait

KKN UIN Raden Intan Lampung Kelompok 84 Wujudkan Aksi Peduli Lingkungan di Sukajawa Baru
Tim Promosi Universitas Saburai Jajaki Kerja Sama dan Promosi PMB di Pengadilan Negeri Sukadana
PMII Rayon FKIP Unila Gelar Pelantikan dan Workshop KTI, Targetkan 30 Prestasi dalam Satu Tahun
Gaet Kalangan Militer, Universitas Saburai Tawarkan Program Sarjana dan Pascasarjana di Lanud M. Bunyamin
PMII Komisariat Universitas Lampung Audiensi dengan Wakil Dekan III Fakultas Pertanian
Hampir 500 Sekolah di Lampung Tak Punya Toilet, DPRD Desak Pemerintah Ambil Tindakan Nyata
Prodi MAP FKIP Unila Belajar Proses Pengambilan Kebijakan Pendidikan ke Komisi V DPRD Lampung
Dekan FEB Unila Diduga Bungkam Kasus Kekerasan dan Pelanggaran Etik Ormawa, Mahasiswa Gelar Aksi

Berita Terkait

Selasa, 12 Agustus 2025 - 16:40 WIB

KKN UIN Raden Intan Lampung Kelompok 84 Wujudkan Aksi Peduli Lingkungan di Sukajawa Baru

Rabu, 25 Juni 2025 - 18:32 WIB

Tim Promosi Universitas Saburai Jajaki Kerja Sama dan Promosi PMB di Pengadilan Negeri Sukadana

Minggu, 22 Juni 2025 - 23:52 WIB

PMII Rayon FKIP Unila Gelar Pelantikan dan Workshop KTI, Targetkan 30 Prestasi dalam Satu Tahun

Rabu, 18 Juni 2025 - 17:38 WIB

Gaet Kalangan Militer, Universitas Saburai Tawarkan Program Sarjana dan Pascasarjana di Lanud M. Bunyamin

Selasa, 17 Juni 2025 - 10:51 WIB

PMII Komisariat Universitas Lampung Audiensi dengan Wakil Dekan III Fakultas Pertanian

Berita Terbaru