Kober Pentaskan Monolog ‘Liar Lear’, Kritik Tajam Terhadap Politik dan Demokrasi Saat ini

Jumat, 13 Desember 2024 - 19:34 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bandar Lampung, (dinamik.id) —
Komunitas Berkat Yakin (Kober) kembali menggelar pertunjukan teater yang menarik perhatian, kali ini mengadaptasi karya klasik William Shakespeare, King Lear, dalam bentuk monolog. Pertunjukan yang digelar di Gedung Teater Tertutup (GTT) Taman Budaya Lampung pada Kamis (12/12/2024) ini bukan sekadar tontonan seni pertunjukan, namun juga menjadi kritik tajam terhadap kondisi demokrasi dan politik saat ini yang dinilai tidak sehat.

Pemeran utama dalam pertunjukan tersebut, Alexander Gb, mengungkapkan bahwa pertunjukan kali ini menceritakan seorang raja yang, dengan cara-cara licik, berusaha menjadi pahlawan demokrasi. Namun, ambisinya justru memicu konflik dengan keluarganya yang berujung pada pengasingan.

Dalam pengasingan, Lear akhirnya menyadari kesalahan besar yang telah ia perbuat dan mulai melihat realitas masyarakat yang penuh dengan penderitaan dan ketidakadilan.

ADVERTISEMENT

addgoogle

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Di pengasingan, Lear menyadari dirinya dan melihat kenyataan bahwa masyarakat sedang dilanda badai, nestapa, dan penderitaan. Pengalaman ini menyadarkannya bahwa ia telah melakukan kesalahan besar,” ungkap Gb.

Selain aspek hiburan, Gb menuturkan pertunjukan ini juga mengajak penonton untuk merefleksikan kondisi demokrasi yang saat ini banyak diwarnai oleh ketidakadilan dan praktik politik yang tidak etis.

Baca Juga :  Pekan Kebudayaan Daerah Lampung 2024, Upaya Melestarikan Warisan Budaya

“Banyak fenomena politik yang menjadi perhatian, misalnya seringkali masyarakat hanya dilihat sebagai mata pilih saat kampanye, setelah itu perhatian terhadap mereka hilang begitu saja,” kata Alex, menyoroti fenomena politik yang kerap terjadi.

Melalui pertunjukan ini juga, kober berharap agar ini menjadi refleksi bersama dan membuka dialog kritis terkait kondisi demokrasi di Indonesia, yang menurut Gb menghadapi banyak tantangan serius, seperti politik dinasti, pemimpin tanpa visi yang jelas, serta apatisme dari kalangan intelektual, budayawan, dan mahasiswa

“Banyak hal yang salah dianggap wajar. Kita perlu bertanya kepada diri sendiri, apakah realitas politik yang terjadi sekarang ini benar? Kalau tidak, apa yang bisa kita lakukan untuk memperbaikinya?” tegasnya

Gb menambahkan, salah satu masalah besar yang diangkat dalam pertunjukan ini adalah bagaimana demokrasi sering kali hanya digunakan sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan, bukan untuk membangun kepentingan rakyat.

Baca Juga :  Berkat Ecoprint dan Dukungan BRI, UMKM Kahut Siger Bori Sukses Tembus Kancah Nasional

“Sering kali, pemimpin hanya fokus pada kampanye untuk mengamankan kursi. Tetapi apakah mereka benar-benar peduli pada rakyatnya? Ini pertanyaan yang harus kita renungkan bersama,” ujarnya.

Proses kreatif pertunjukan ini melibatkan waktu persiapan yang cukup panjang, yakni sekitar tiga bulan, yang mencakup adaptasi naskah dan latihan intensif. Gb menekankan bahwa proses kreatif ini memberikan ruang bagi aktor untuk berkembang.

“Menjadi aktor berarti harus kreatif. Kami belajar banyak, mulai dari merancang akting, menyusun naskah, hingga mengatur musik secara mandiri. Meski begitu, kerja sama tim tetap menjadi kunci untuk mencapai hasil yang maksimal,” ujarnya.

Sebagai hasil kolaborasi antara Kementerian Kebudayaan, Lab Indonesiana: Dapur LTC 2024, Lab Teater Ciputat, dan Komunitas Berkat Yakin, pertunjukan ini diharapkan bisa menjadi sarana untuk membuka dialog dan refleksi terkait pentingnya demokrasi yang sehat dan etis.

“Melalui teater ini, kami mengajak masyarakat untuk melihat kembali kondisi demokrasi kita dan berbicara tentang apa yang sebenarnya terjadi di sekitar kita,” tutupnya. (Amd)

Berita Terkait

Rumah Adat Sungai Sidang Mesuji Ditetapkan Sebagai Cagar Budaya
Berkat Ecoprint dan Dukungan BRI, UMKM Kahut Siger Bori Sukses Tembus Kancah Nasional
Rumah Kebudayaan KoBer akan Pentaskan Monolog “Lear” di Taman Budaya Lampung
Rahmat Mirzani Djausal dan Istri Terima Gelar Adat Tertinggi dari Perwatin Megou Pak Lampung
Pekan Kebudayaan Daerah Lampung 2024, Upaya Melestarikan Warisan Budaya
PCNU Bandar Lampung Dukung Pembangunan Teluk Betung Town sebagai Simbol Keberagaman dan Perdamaian
Festival Bahasa Lampung Sukses Digelar: Lamun mak gham sapo lagei, Lamun mak Tano, kapan lagei
Berita ini 18 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 13 Desember 2024 - 19:34 WIB

Kober Pentaskan Monolog ‘Liar Lear’, Kritik Tajam Terhadap Politik dan Demokrasi Saat ini

Jumat, 13 Desember 2024 - 13:08 WIB

Rumah Adat Sungai Sidang Mesuji Ditetapkan Sebagai Cagar Budaya

Senin, 9 Desember 2024 - 13:13 WIB

Berkat Ecoprint dan Dukungan BRI, UMKM Kahut Siger Bori Sukses Tembus Kancah Nasional

Rabu, 20 November 2024 - 16:52 WIB

Rumah Kebudayaan KoBer akan Pentaskan Monolog “Lear” di Taman Budaya Lampung

Kamis, 31 Oktober 2024 - 10:00 WIB

Rahmat Mirzani Djausal dan Istri Terima Gelar Adat Tertinggi dari Perwatin Megou Pak Lampung

Berita Terbaru

Politik

PDI Perjuangan Lampung Gelar Mimbar Demokrasi

Jumat, 17 Jan 2025 - 14:33 WIB