Bandar Lampung, (dinamik.id) — Ratusan siswa di Lampung terancam gagal mengikuti Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) 2025 akibat kelalaian pihak sekolah dalam pengisian Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS). Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Lampung, Hendra Putra, mengungkapkan bahwa permasalahan ini dialami oleh dua sekolah, yakni SMA N Sumberejo di Kabupaten Tanggamus dan SMA Pelita Bangsa di Bandar Lampung.
Menurut Hendra, pihaknya telah menerima laporan dari kedua sekolah tersebut dan segera mengambil langkah koordinasi.
“Ketika kepala sekolah melapor, saya langsung mengarahkan mereka untuk berkoordinasi dengan panitia lokal di Unila. Namun, panitia lokal tidak dapat memberikan solusi karena terikat dengan panitia pusat. Kami kemudian menyarankan pihak sekolah untuk meminta penambahan waktu langsung ke Jakarta,” ujar Hendra, Senin (10/02/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hendra menjelaskan, pelaksanaan seleksi masuk PTN telah direncanakan jauh-jauh hari dengan jadwal yang jelas. Namun, kesiapan sekolah dalam mengelola pendaftaran sangat bervariasi.
“Ada sekolah yang sangat siap, ada yang biasa-biasa saja, dan ada juga yang lalai,” katanya.
Hendra mengungkapkan, SMA Pelita Bangsa tidak terlalu mengalami kendala serius karena sebagian besar siswanya lebih memilih kuliah di perguruan tinggi swasta. Namun, tetap ada sekitar delapan siswa yang ingin masuk PTN melalui jalur PPDS SNBP, sehingga sekolah tetap harus memastikan proses pendaftaran berjalan dengan baik.
Di sisi lain, SMA Negeri Sumberjo menghadapi kendala yang lebih serius, terutama karena kesalahan dalam memahami batas waktu pendaftaran.
“Banyak siswa di SMA Negeri Sumberjo mengira batas akhir pendaftaran adalah 7 Februari, padahal tanggal tersebut berlaku untuk jalur pendaftaran UIN. Akibatnya, lebih dari 100 siswa di sekolah tersebut mengalami keterlambatan pendaftaran,” jelasnya.
Sementara itu, di sekolah lainnya, proses pelaksanaan berjalan lancar. Namun, menurut Hendra, setiap tahunnya kendala serupa senantiasa terjadi dan tahun ini batas waktu pendaftaran sangat terbatas.
“Ditambah lagi, suasana liburan membuat guru dan staf yang menangani masalah ini juga sedang libur. Hal ini tentu menjadi kelalaian yang harus kita pertanggungjawabkan dan perbaiki,” imbuhnya.
Hendra menekankan, setiap kelalaian harus dievaluasi dan diperbaiki. Pihaknya juga berharap perguruan tinggi dapat memberikan solusi terbaik untuk masalah ini, tidak hanya di Lampung tetapi juga secara nasional.
“Kami akan terus memantau dan melaporkan perkembangan serta memastikan bahwa hak-hak siswa tetap terjaga,” pungkasnya.
Dikehatui, jumlah siswa di SMA Negeri Sumberjo yang menghadapi masalah ini lebih dari 100 siswa, sedangkan di SMA Pelita Bangsa ada sekitar 8 siswa yang harus ikut SNBP. (Amd)