Haul Gus Dur 13: Berbagai Organ Masyarakat Bincang Inklusivitas dan Mewarnai Bersama Putra-putri Difabel

Selasa, 10 Januari 2023 - 20:22 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bandar lampung (dinamik.id) – Haul Gus Dur ke 13 bertajuk “Inklusivitas untuk Lampung yang Adil dan Setara” dilaksanakan di Growing Hope pada Selasa, 10 Januari 2023.

Kesempatan tersebut diisi dengan beragam rangkaian. Diawali dengan berbagai organ masyarakat memberi pandangannya soal Gus Dur. Diantaranya Ketua PCNU Bandar Lampung, Pendiri Growing Hope, Kodim Bandar Lampung, PGLII Kota Bandar Lampung, FKUB Provinsi Lampung.

Selanjutnya, para tamu undangan membaca nota komitmen bersama, komitmen tersebut bertujuan menciptakan ruang inklusif untuk memberikan jaminan kesetaraan sosial kepada seluruh Negara Indonesia.

ADVERTISEMENT

addgoogle

SCROLL TO RESUME CONTENT

Setelah membaca komitmen bersama, tokoh lintas iman, aparat keamanan negara, organ kemahasiswaan, unit kegiatan mahasiswa menandatangani nota komitmen sebagai bentuk komitmen untuk meningkatkan ruang Inklusif di Lampung.

Setelah itu, para peserta yang hadir ikut mewarnai bersama putra-putri difabel. Tokoh lintas Iman, aparat keamanan, perwakilan pemuda melebur, membersamai putra-putri mewarnai.

Baca Juga :  UKM Pramuka UIN Gelar Kemah Sosong Ramadhan

Dengan duduk sejajar, terlihat pensil warna-warni digunakan bergantian oleh putra-putri difabel bersama dengan tokoh-tokoh lintas iman, aparat keamanan, dan perwakilan-perwakilan mahasiswa.

Mereka, putra-putri berkebutuhan khusus menyambut baik kedatangan orang-orang baru dihadapannya, dan dengan bahagia mewarnai bersama.

Tak lupa dalam kesempatan Haul kali ini, berbagai Unit kegiatan mahasiswa hingga Growing Hope menampilkan musik dan melukis.

Sedangkan dalam sesi terakhir, Haul Gus Dur kali ini juga tetap menggelar Dialog Publik dengan menghadirkan Lima pembicara diantaranya, Kakanwil Kemenag Lampung, Puji Raharjo, S.AG, SS. M.Hum, Psikolog dan Founder Growing Hope, Maria Novitawati, Akedemisi UIN Raden Intan Lampung, Siti Mahmudah, PWNU Lampung, Khaidir Bujung dan Penggerak Gusdurian Lampung, Yogi Prazani.

Dalam penyampaian materi, Puji Ruharjo mengatakan, kementerian agama hadir untuk semua agama. Disitulah inklusivitas dari kementerian agama.

“Kementrian agama dalam kontek pendidikan, ingin menjangkau seluruh masyarakat yang ada di Provinsi Lampung tanpa melihat latar belakang agama dan tempatnya”.

Baca Juga :  Dari Aceh ke Universitas Lampung, Kisah Muhammad Hafiz Adam Perjuangkan Cita-Cita

Sementara, Maria Novitawati, menyampaikan sekilas mengenai Growing Hope yang membangun ruang bagi anak berkebutuhan khusus.

Dengan memfasilitasi sekolah dari SD sampai SMA. Bukan hanya itu, selepas menyelesaikan sekolah, Growing Hope juga membangun keterampilan kerja, hingga menyediakan lapangan pekerjaan.

Inklusi secara sederhana, menerima keberagaman. Tapi dalam keseharian, kita masih sering menjumpai pribadi maupun kelompok yang eksklusif. Dengan anak berkebutuhan khusus misalnya, kita merasa paling sempurna.

Kita kerap kali beranggapan, bahwa kita merasa lebih istimewa dari anak berkebutuhan khusus. Faktanya kita sama, kita mendukung mereka, dan kepribadian kita atau dalam hal ini berubah lebih baik karena berinteraksi dengan mereka terus-menerus. Kita dan anak berkebutuhan khusus, faktanya sama-sama setara, sama-sama membutuhkan

Sedangkan, Yogi Prazani, mengatakan, Gus Dur lebih sering mempraktekkan Inklusivitas itu sendiri. Hal itu bisa terlihat dari lingkungan keluarganya dan pendidikannya.

Baca Juga :  Tingkatkan Kolaborasi Internasional, Tiga Fakultas UIN Gandeng Kolej Darul Hikmah Malaysia

Inklusivitas pada diri Gus Dur, bisa terlihat dari pemikirannya. Gus Dur, tidak tertutup pada pemikiran baru, tidak terpaku pada satu sudut pandang melainkan, terbuka atau inklusivitas pada berbagai pemikiran.

Selanjutnya, Siti Mahmudah, Akedimisi UIN Raden Intan Lampung, menyampaikan, Inklusivitas adalah sesuatu yang dirintis oleh Gus Dur dimasa mudanya.

Nilai Inklusivitas, bisa tercemin dalam Moderasi Beragama, yang hari ini sedang banyak diperdebatkan.

Sementara pembicara terakhir, Khaidir Bujung, menyampaikan, pertama-tama ia mengapresiasi Gusdurian yang terus konstisten mengkampanyekan nilai-nilai Gus Dur.

Dalam kesempatan tersebut, Ia juga menyampaikan bahwa Gus Dur sangat menolak adanya peristiwa kekerasan. Bahkan Gus Dur merelakan tampuk kekuasaan sebagai Presiden hanya agar tak ada pertumpahan darah. Hal itu bisa terlihat pada peristiwa lengsernya Gus Dur sebagai Presiden.

Senada dengan itu, Gus Dur pernah berujar bahwa yang Lebih Penting dari Politik adalah Kemanusian. (Sandi)

Berita Terkait

KNPI Kota Metro Gelar Musda ke-5, Dorong Kolaborasi Pemuda dan Pemerintah
FJPI Lampung Gelar Bedah Buku dan Diskusi Refleksi Pilkada 2024
Geruduk DLH Lampung, GASPUL Keluhkan Persoalan Lingkungan Hidup di Bandar Lampung
‘Ketika Guru Jadi Gubernur’ Perjalanan Inspiratif Sosok ‘Uncle’ Samsudin
Gelar Muskercab I, PCNU Bandar Lampung Diminta Jadi Barometer
Puji Raharjo: Harlah 102, NU Teguhkan Diri Membangun Keluarga Maslahat
Siwo Cup 1 Sukses, Mitra PWI Tambah Hadiah Untuk Sang Juara
KNPI Bersama Relawan Bagikan Nasi Kotak ke Korban Banjir di Kalibalau Kencana
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 12 Februari 2025 - 11:36 WIB

KNPI Kota Metro Gelar Musda ke-5, Dorong Kolaborasi Pemuda dan Pemerintah

Rabu, 12 Februari 2025 - 11:07 WIB

FJPI Lampung Gelar Bedah Buku dan Diskusi Refleksi Pilkada 2024

Selasa, 11 Februari 2025 - 21:42 WIB

Geruduk DLH Lampung, GASPUL Keluhkan Persoalan Lingkungan Hidup di Bandar Lampung

Selasa, 4 Februari 2025 - 11:27 WIB

‘Ketika Guru Jadi Gubernur’ Perjalanan Inspiratif Sosok ‘Uncle’ Samsudin

Sabtu, 1 Februari 2025 - 21:16 WIB

Gelar Muskercab I, PCNU Bandar Lampung Diminta Jadi Barometer

Berita Terbaru