Pesawaran – Pencegahan kekerasan terhadap anak bukan hanya tanggung jawab satu pihak, melainkan membutuhkan kerja sama antara media, guru, dan masyarakat.
Hal ini disampaikan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Lampung, Wirahadikusumah, dalam sosialisasi bertema “Peran Media dalam Penanganan dan Pencegahan Kekerasan terhadap Anak” di GSG Mangliawan, Desa Hanura, Senin, 17 Februari 2025.
Wira, sapaan akrabnya, menekankan pentingnya sinergi semua elemen masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak. Ia juga mengingatkan agar media lebih selektif dalam menyajikan berita terkait anak, guna menghindari dampak negatif terhadap kondisi psikologis mereka.
“Sering kali anak menjadi korban pemberitaan yang kurang memperhatikan aspek perlindungan, seperti pengungkapan identitas atau penggunaan bahasa yang tidak sesuai,” ujarnya.
Namun, menurutnya, perlindungan terhadap anak tidak hanya menjadi tugas media. Guru dan masyarakat juga memiliki peran penting dalam mengajarkan literasi media kepada siswa agar mereka mampu memilah informasi yang mereka terima.
“Guru bukan hanya mendidik di dalam kelas, tetapi juga menjadi perantara antara anak-anak dengan informasi dari media. Literasi media harus diajarkan sejak dini agar anak-anak tidak mudah terpengaruh oleh berita yang belum tentu benar,” jelasnya.
Selain itu, ia juga berpesan agar guru dan masyarakat tidak ragu dalam menghadapi wartawan yang melakukan peliputan di lapangan.
“Kita harus bersama-sama melawan orang-orang yang mengaku sebagai wartawan tetapi tidak menjalankan kode etik jurnalistik. Kami memiliki tanggung jawab untuk menjaga marwah insan pers di Lampung. Maka dari itu, guru dan masyarakat tidak perlu takut jika berhadapan dengan wartawan yang benar-benar bekerja secara profesional,” tandasnya. (Ahlun)