BEM FKIP Unila Gelar Seminar Gotong Royong Membumikan Pancasila

Bandar Lampung (dinamik.id)–Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung (Unila) menggelar Seminar Kebangsaan bertajuk Gotong Royong Membumikan Pancasila, Selasa, 22, November 2022.

Dalam diskusi tersebut menghadirkan 4 (empat) pembicara yakni Ari Pahala Hutabarat M.Pd (Budayawan Lampung), Edi Siswanto M.Pd (Dosen PPKN Unila), Suparman Arif M.Pd (Kaprodi Pendidikan Sejarah Unila), serta Achdyat S.Kom. M.Msi (BPIP).

Ari Pahala Hutabarat mengatakan budaya masyarakat hari ini cenderung mengadopsi dari Barat (Eropa) seperti gaya hidup, tindakan hingga cara pandang. Hal ini tentu berbeda dengan nilai-nilai yang diamanatkan oleh Pancasila.

“Budaya barat seperti Konsumerisme dan Individualistik yang mengedepankan tolak ukur ekonomi perlahan menggerus hidup gotong royong dan komunal yang menjadi salah satu dasar pancasila,” tambahnya saat diwawancarai di Aula K, FKIP.

Hal itu, lanjutnya, dikarenakan globalisasi dengan kemajuan teknologi informasi yang dengan cepat mengkonstruk nilai-nilai ke masyarakat. Selain itu, politik identitas yang salah kaprah juga menjadi penggerus nilai-nilai pancasila, karena akan memecah belah persatuan Indonesia.

Senada dengan itu, Edi Siswanto menyampaikan membaca pancasila perlu mengunakan teori konflik nilai, konflik antropologi budaya, dan konflik kepentingan.

Hal ini penting karena di dalam Pancasila memuat beragam kepentingan suku, agama, ras yang diperas menjadi satu kesatuan. ”

Pancasila merupakan resolusi nilai yang mengakomodir berbagai kepentingan masyarakat,” imbuhnya.

“Indonesia sedari dahulu bersahabat dengan alam, sehingga alam tetap lestari. Namun penting juga berkompetisi di wilayah akal sebagaimana yang diagungkan oleh Barat, agar tidak tertinggal zaman,” tambahnya.

Di tempat yang sama, Suparman Arif mengatakan Pancasila dirumuskan beranjak dari keadaan masyarakat saat itu. Hal itu bisa terlihat dari kegiatan masyarakat yang suka bergotong royong, musyawarah hingga memiliki dan mengimani adanya Tuhan.

“Hari ini secara formal pancasila memang ada, tetapi beberapa pihak tidak mencerminkan nilai-nilainya. Pancasila bukan hanya sebatas jargon tetapi terkandung nilai-nilai yang perlu diamalkan,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Kajian dan Strategi BEM FKIP Bani Syafi’i mengatakan dialog kebangsaan ini bekerjasama dengan BPIP Komisi II DPR-RI.

Mahasiswa, menurutnya, perlu memahami lebih jauh tentang nilai-nilai pancasila. Untuk itu lah sosialisasi pancasila ini menjadi penting.

“Pada kegiatan tersebut dihadiri oleh 170 Mahasiswa FKIP yang terdiri dari prodi PPKN dan Sejarah. Karena dua prodi tersebut yang berhubungan dengan Pancasila,” tuturnya (Sandi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *