Bandar Lampung, (Dinamik.id) – Korps PMII Putri (Kopri) Pengurus Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) mengadakan diskusi sekaligus bedah buku bertajuk “Inovasi Pengawasan Pemilu 2024” di Caffe Daja Coffee, Bandar Lampung, Selasa, 15 Oktober 2024.
Acara ini dihadiri langsung oleh penulis buku yang juga Komisioner Bawaslu RI, Lolly Suhenty, bersama narasumber Dosen Hukum Tata Negara Universitas Lampung, Siti Khoiriyah, serta Ketua Kopri PKC PMII Lampung, Diah Putri Ramadhani.
Dalam sambutannya, Diah Putri Ramadhani mengungkapkan rasa bangganya atas kedatangan Lolly Suhenty, yang akrab disapa Teh Lolly, di acara PMII Lampung. “Kami ucapkan terima kasih atas kehadiran Teh Lolly yang telah meluangkan waktu untuk hadir di kegiatan ini. Kami sangat mengapresiasi buku yang diinisiasi oleh kader terbaik yang berada di pengawas pemilu,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Diah juga menegaskan pentingnya peran Kader PMII dalam mengawal Pemilu 2024. Menurutnya, kader PMII harus memahami setiap informasi terkait pemilu, terutama yang tersebar secara digital, dan berperan aktif sebagai pengawas partisipatif.
“Kader PMII harus mampu menjadi pengawas partisipatif dan berkolaborasi dengan penyelenggara pemilu untuk memastikan terselenggaranya pesta demokrasi yang bersih,” tambah Diah.
Sementara itu, Komisioner Bawaslu RI, Lolly Suhenty, dalam pemaparannya menekankan pentingnya perubahan paradigma dalam pengawasan pemilu. Menurutnya, masyarakat sering kali salah memahami peran pengawas pemilu yang hanya dilihat dari sisi penindakan, padahal aspek pencegahan menjadi kunci penting.
“Spirit pencegahan baru lahir di periode ini. Divisi pencegahan baru dibentuk, dan ini yang harus dipahami masyarakat,” jelas Lolly.
Buku “Inovasi Pengawasan Pemilu 2024” yang ditulis oleh Lolly bukan hanya sekadar panduan teknis, tetapi juga ajakan kepada masyarakat untuk lebih aktif berpartisipasi dalam pengawasan pemilu.
“Pemilu adalah milik kita semua, dan pengawasan bukan hanya soal menindak pelanggaran, tetapi juga mencegahnya. Mencegah pelanggaran jauh lebih penting daripada menindak setelah terjadi,” ujarnya.
Lolly juga berharap buku ini bisa menjadi referensi yang mudah dipahami oleh siapa saja, baik penyelenggara pemilu maupun masyarakat luas. “Buku ini disajikan dengan gaya yang ringan, mudah dipahami, dan bisa diakses oleh siapa saja,” ungkapnya.
Melalui bedah buku ini, Lolly Suhenty berharap dapat mendorong peningkatan partisipasi publik dalam pengawasan Pemilu 2024. Ia percaya bahwa semakin banyak masyarakat yang terlibat, semakin kecil kemungkinan terjadinya pelanggaran pemilu di masa mendatang.
“Setiap orang berhak menjadi bagian dari sejarah, dan saya ingin mengajak semua orang untuk berani menulis cerita mereka sendiri,” pungkasnya.