Kalimantan Timur, (dinamik.id)- Aliansi Peduli Nelayan Kerang Dara menggelar demonstrasi di Simpang Enam Muara Badak, Rabu (12/2). Itu merupakan aksi lanjutan yang dilakukan sepekan sebelumnya.
Dikatakan Mitra Setiawan, humas aliansi, aksi tersebut merupakan buntut pencemaran lingkungan yang diduga dilakukan PT Pertamina Hulu Sangasanga (PHSS).
Pencemaran lingkungan tersebut membuat pembudidaya kerang dara di Muara Badak mengalami gagal panen. Setiap harinya, pembudidaya diklaim dapat menghasilkan 10 ton kerang dara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Penyebabnya pencemaran lingkungan yaitu limbah dari aktivitas pengeboran RIG GWDC di wilayah kerja PT Pertamina Hulu Sangasanga. Terdapat 299 nelayan yang gagal panen,” jelasnya.
Selama dua bulan terakhir para pembudidaya berupaya agar perusahaan menyelesaikan permasalahan tersebut.
Pantauan Bontang Post (Kaltim Post Grup), aksi itu dilakukan dengan melakukan orasi dan teatrikal. Mereka menuntut beberapa hal dari perusahaan. Awak media ini juga berupaya meminta konfirmasi PT PHSS.
Terdapat empat poin tuntuan Aliansi Peduli Nelayan Kerang Dara, yang merupakan gabungan dari nelayan, masyarakat, KNPI, dan mahasiswa.
Melakukan ganti rugi terhadap masyarakat atau nelayan yang terdampak, akibat pencemaran limbah yang membuat kerang dara mati massal.
Memberikan bantuan sosial kepada masyarakat atau nelayan yang terkena dampak. Melakukan pembersihan lahan pembudidaya yang terdampak agar dapat digunakan kembali untuk menunjang
ekonomi masyarakat.
Termasuk menuntut PHSS agar menertibkan prosedur pengelolaan limbah agar tidak terjadi kembali hal serupa. (*)