Bandar Lampung, (Dinamik.id) — Sebagai upaya untuk turut serta merevitalisasi bahasa Lampung, Lampung Literature bersama Badan Pelestarian Kebudayaan Wilayah VII, Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, akan menggelar Pameran Puisi Berbahasa Lampung pada 21–27 Oktober 2025 di Perpustakaan Daerah Provinsi Lampung.
Mengusung tema “Menatap Bahasa, Mempertahankan Budaya”, pameran ini menampilkan 80 puisi karya para penyair nasional. Puisi-puisi tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Lampung oleh penyair sekaligus penutur jati Lampung. Setiap karya akan disajikan dalam bentuk visual untuk memperkaya interpretasi pembaca.
Acara pembukaan pameran akan digelar pada Selasa, 21 Oktober 2025 pukul 09.00 WIB di lantai dua Perpustakaan Daerah Provinsi Lampung. Kegiatan ini akan dibuka secara resmi oleh Thomas Americo, S.STP., M.H., Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung, serta Iswadi Pratama, budayawan dan penyair Lampung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pembukaan juga akan diwarnai dengan pembacaan puisi berbahasa Lampung serta penampilan gitar klasik Lampung. Momen ini menjadi simbol kolaborasi antara tradisi dan modernitas dalam kebudayaan Lampung.
Penanggung Jawab Lampung Literature, Iskandar menjelaskan bahwa pameran ini tidak hanya menghadirkan karya seni, tetapi juga mengundang masyarakat untuk berpartisipasi dalam upaya revitalisasi bahasa ibu.
“Kami ingin membuka kemungkinan seluas-luasnya bagi ruang hidup bahasa Lampung, salah satunya melalui puisi. Pameran ini menjadi ajakan bagi masyarakat untuk melihat bahasa Lampung sebagai sesuatu yang hidup, indah, dan terus adaptif dan berkembang,” ujarnya.
Sementara itu, Kurator Pameran, Ari Pahala Hutabarat mengungkapkan bahwa pameran ini adalah upaya menguji daya hidup bahasa Lampung di tengah arus zaman.
“Pada puisi, bahasa bukan hanya alat, tapi juga tujuan. Ia adalah ruang tempat pikiran dan perasaan terbaik manusia mencari bentuknya. Melalui penerjemahan puisi Indonesia ke dalam bahasa Lampung, kami ingin menguji daya hidup bahasa Lampung itu sendiri—apakah ia masih sanggup menampung kompleksitas makna, ritme, dan imajinasi modern. Bagi kami, ini bukan sekadar kerja linguistik, tapi juga usaha merawat elan vital kebudayaan,” kata Ari.
Selama tujuh hari penyelenggaraan, pameran akan dibuka untuk umum pada pukul 09.00-15.00 WIB. Para pengunjung akan diajak untuk menikmati keindahan bahasa Lampung melalui medium seni yang inklusif. (*)