Bandarlampung, (Dinamik.id) – Aggota DPRD Kota Bandarlampung dari Fraksi PKS, Yuni Karnelis, S.T.P., menegaskan bahwa keluarga merupakan benteng pertama ketahanan pangan serta modal utama dalam membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera. Penegasan ini ia sampaikan saat melaksanakan kegiatan Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan (PIP-WK) di Kelurahan Batu Putuk, Kecamatan Teluk Betung Barat (TBB), Minggu (22/11/2025).
Dalam paparannya, Yuni menjelaskan bahwa ketahanan pangan tidak hanya berbicara soal ketersediaan bahan makanan, tetapi juga mencakup akses, keterjangkauan, serta kemampuan keluarga dalam mengelola pangan secara baik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Keluarga adalah benteng pertama ketahanan pangan. Ketika kebutuhan pangan terpenuhi secara layak dan bergizi, maka pondasi kesejahteraan keluarga akan ikut terbentuk,” ujarnya.
Srikandi PKS ini juga mendorong masyarakat untuk memanfaatkan potensi lokal melalui pekarangan pangan, urban farming, dan pengelolaan bahan makanan secara mandiri. Menurutnya, langkah-langkah sederhana tersebut dapat menekan biaya hidup dan meningkatkan kualitas gizi keluarga.
“Pemanfaatan pekarangan dan edukasi gizi sangat penting, apalagi di tengah tingginya kebutuhan ekonomi. Kemandirian pangan harus dimulai dari rumah,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Yuni mengapresiasi antusiasme warga Batu Putuk serta menegaskan komitmen DPRD Kota Bandarlampung dalam mendukung program ketahanan pangan dan pencegahan stunting.
“Ketahanan pangan bukan hanya isu ekonomi, tetapi bagian dari implementasi nilai-nilai Pancasila—khususnya gotong royong dan keadilan sosial. Jika kebutuhan dasar terpenuhi, keluarga akan lebih kuat, masyarakat lebih stabil, dan kualitas hidup meningkat,” tegasnya.
Kegiatan tersebut turut menghadirkan dua narasumber, yakni penyuluh pertanian Cepi Parman dan Ketua Kaukus Politik Perempuan Indonesia (KPPI) Lampung, Nenden Trisna Nursari.
Dalam paparan materi, Nenden menekankan pentingnya peran perempuan dalam menjaga ketahanan pangan keluarga. Ia menjelaskan bahwa perempuan memiliki posisi strategis, baik sebagai pengelola rumah tangga maupun motor penggerak ekonomi keluarga.
“Perempuan memegang peran sentral dalam mengatur kebutuhan dapur, memilih bahan makanan, hingga memastikan anak-anak mendapatkan gizi yang cukup. Ketahanan pangan akan kuat bila perempuan diberdayakan,” tegas Nenden.(pin)












