Partisipasi Pemilih Rendah, Pengamat Sebut Kurangnya Sosialisasi dan Akurasi Data Pemilih

Kamis, 5 Desember 2024 - 20:58 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bandar Lampung, (dinamik.id) — Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024 yang berlangsung pada 27 November lalu mencatatkan rendahnya partisipasi pemilih di berbagai daerah di Indonesia.

Dalam sistem demokrasi Indonesia, pemenang kontestasi pemilihan pemimpin ditentukan berdasarkan jumlah suara terbanyak.

Pengamat politik dan Akademisi Universitas Muhammadiyah Lampung, Candrawansyah, mengatakan bahwa rendahnya partisipasi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik struktural maupun kultural. Menurutnya, partisipasi sangat penting karena pemilihan kepala daerah di Indonesia menggunakan sistem suara terbanyak.

ADVERTISEMENT

addgoogle

SCROLL TO RESUME CONTENT

Beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya partisipasi pemilih antara lain :

1. Ketidakpercayaan terhadap proses Politik. Banyak masyarakat merasa bahwa hasil Pemilihan Kepala Daerah tidak membawa perubahan nyata dalam kehidupan mereka. Ketidakpercayaan terhadap penyelenggara pemilu atau tuduhan manipulasi hasil suara dapat mengurangi semangat untuk berpartisipasi.
2. Kurangnya kesadaran Politik. Tingkat pendidikan politik masyarakat yang kurang menyebabkan mereka kurang memahami pentingnya Pilkada dalam menentukan masa depan daerah. Padahal sekali lagi, pemilihan Kepala Daerah dengan sistem suara terbanyak.
3. Kandidat yang tidak menarik bagi masyarakat. Jika kandidat yang maju dianggap tidak kompeten, tidak memiliki integritas, atau tidak mewakili aspirasi masyarakat, banyak pemilih yang menjadi apatis. Prinsip mereka terkadang, milih dan tidak memilih sama saja.
4. Pengaruh politik uang. Praktik politik uang menciptakan persepsi negatif tentang Pemilihan Kepala Daerah. Sebagian masyarakat merasa suara mereka hanya dihargai sebatas materi, bukan kepentingan jangka panjang, dikarenakan misal dalam pemilihan karena tidak ada yang membagi uang atau sembako, maka mereka tidak mau ke TPS dikarenakan suara mereka tidak dianggap.
5. Sosial ekonomi. Pemilih dari kelompok ekonomi lemah seringkali lebih fokus pada kebutuhan mendesak daripada ikut Pemilihan Kepala Daerah. Warga yang bekerja di luar daerah atau memiliki mobilitas tinggi mungkin tidak bisa pulang untuk memberikan suara. Apalagi kalau diukur dengan apabila mereka pulang untuk memilih maka akan mengganggu ekonomi mereka.
6. Kurangnya sosialisasi dan akuratnya data pemilih. KPU dan pemerintah daerah terkadang kurang maksimal dalam menyampaikan informasi Pilkada, termasuk pentingnya partisipasi dan cara memilih. Keakuratan Daftar Pemilih Tetap menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari menyumbang partisipasi pemilih. DPT yang tidak akurat atau valid akan sangat berpengaruh kepada partisipasi, misal masih ditemukan dalam DPT orang yang sudah meninggal, pindah domisili, maupun orang yang seharusnya masuk DPT malah tidak masuk. Sehingga ada keengganan masyarakat menggunakan KTP dan memilih di atas pukul 12.00.
7. Budaya apatis masyarakat dengan sikap tidak peduli terhadap politik dan pemerintahan berkembang karena pengalaman masa lalu yang mengecewakan, seperti janji kampanye yang tidak ditepati oleh calon incumbent.
8. Hambatan teknis berupa Lokasi TPS yang sulit dijangkau, cuaca buruk, atau infrastruktur yang kurang memadai dapat menghalangi pemilih untuk hadir.

Baca Juga :  KPU Bandar Lampung Siap Gelar Debat Publik Paslon Walikota dan Wakil Walikota, Lima Akademisi Ditunjuk sebagai Perumus

Candrawansyah menekankan bahwa peningkatan partisipasi Pilkada memerlukan upaya bersama. Penyelenggara pemilu harus meningkatkan kepercayaan publik melalui transparansi dan profesionalisme.

Baca Juga :  Bawaslu Lampung Gelar Apel Siaga dan Patroli Pengawasan Pilkada Serentak 2024

“Sosialisasi masif, pendidikan politik, dan perbaikan DPT harus menjadi prioritas,” tegasnya.

Baca Juga :  Maju Ketua Golkar Lampung, Aprozi: Tanggungjawab Moral dan Panggilan Hati

Ia juga menekankan pentingnya kandidat yang kompeten dan infrastruktur memadai untuk memudahkan pemilih.

Dengan langkah-langkah ini, diharapkan masyarakat semakin sadar akan pentingnya peran mereka dalam Pilkada.(Amd)

Berita Terkait

Fraksi PKS DPRD Lampung Kawal Pembenahan BUMD Provinsi
Resmi Diumumkan, Ini Daftar 145 Pengurus Golkar Lampung
Konferensi MWC NU Sukarame Angkat Tema Rekonsiliasi Kader Menuju Kemandirian Organisasi
DPRD Tubaba Paripurna Raperda APBD 2026, Target Pendapatan Rp761,56 Miliar
DPRD Lampung Paripurnakan Sembilan Raperda Inisiatif Legislatif dan Eksekutif
Bawaslu Lampung Gelar Rapat Koordinasi dan Konsolidasi Penguatan Kelembagaan
Wakil Ketua DPRD Lampung Desak Bentuk Tim Pengawas MBG
Komisi I DPRD Lampung Dukung Cukai Tak Naik, Desak APH Basmi Rokok Ilegal

Berita Terkait

Senin, 20 Oktober 2025 - 20:59 WIB

Fraksi PKS DPRD Lampung Kawal Pembenahan BUMD Provinsi

Senin, 20 Oktober 2025 - 19:31 WIB

Resmi Diumumkan, Ini Daftar 145 Pengurus Golkar Lampung

Kamis, 16 Oktober 2025 - 16:08 WIB

Konferensi MWC NU Sukarame Angkat Tema Rekonsiliasi Kader Menuju Kemandirian Organisasi

Selasa, 14 Oktober 2025 - 19:03 WIB

DPRD Tubaba Paripurna Raperda APBD 2026, Target Pendapatan Rp761,56 Miliar

Rabu, 8 Oktober 2025 - 21:47 WIB

DPRD Lampung Paripurnakan Sembilan Raperda Inisiatif Legislatif dan Eksekutif

Berita Terbaru

DPRD Metro

Fraksi PKS DPRD Lampung Kawal Pembenahan BUMD Provinsi

Senin, 20 Okt 2025 - 20:59 WIB

Opini

Budiyono: Sang Intelektual Organik!

Senin, 20 Okt 2025 - 20:45 WIB

Parpol

Resmi Diumumkan, Ini Daftar 145 Pengurus Golkar Lampung

Senin, 20 Okt 2025 - 19:31 WIB