Pesawaran, (Dinamik.id) – Menyambut puncak Harlah ke-75, Pimpinan Wilayah Fatayat Nahdlatul Ulama (PW Fatayat NU) Provinsi Lampung menyelenggarakan *Pendidikan Politik Perempuan* yang berlangsung di GSG Pemda Pesawaran pada Sabtu, 17 Mei 2025. Kegiatan ini menjadi salah satu rangkaian strategis untuk meningkatkan literasi politik kader perempuan, khususnya di Kabupaten Pesawaran yang saat ini tengah memasuki tahapan Pemungutan Suara Ulang (PSU).
Kegiatan menghadirkan narasumber dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Pesawaran, yakni Ryan Arnando, S.Pd., selaku Ketua Divisi Sosdiklih, Parmas dan SDM KPU Pesawaran serta Mutholib, S.HI., M.H., selaku kordinator divisi Pencegahan, Parmas dan Humas Bawaslu Pesawaran. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Anggota KPU Provinsi Dedi Fernando dan Anggota Bawaslu Provinsi Lampung Hamid Badrul Munir. Kedua lembaga tersebut memberikan penjelasan mendalam mengenai kesadaran dan partisipasi aktif perempuan dalam pilkada, pentingnya keterlibatan masyarakat dalam menjaga integritas demokrasi, serta peluang perempuan dalam keterwakilan politik.
Ketua PW Fatayat NU Lampung, Wirdayati, M.Pd., menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya relevan secara nasional dalam rangka Harlah, tetapi juga kontekstual secara lokal mengingat dinamika politik yang tengah berlangsung di Pesawaran. “Perempuan harus menjadi bagian dari solusi, bukan hanya penonton dalam proses demokrasi. Pendidikan ini adalah bentuk kesadaran kolektif Fatayat NU untuk mendorong partisipasi politik yang cerdas dan berintegritas,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Perwakilan KPU Pesawaran Ryan Arnando menekankan bahwa partisipasi perempuan sangat dibutuhkan, tidak hanya sebagai pemilih, tetapi juga sebagai penyelenggara, pengawas, dan bahkan sebagai calon pemimpin. Sementara dari Bawaslu Pesawaran Mutholib, narasumber mengingatkan pentingnya peran aktif masyarakat dalam mengawal jalannya PSU agar berlangsung secara jujur, adil, dan transparan.
Salah satu peserta, Eka Yuliana kader Fatayat dari PAC Negeri Katon mengaku pelatihan ini membuka wawasannya mengenai pentingnya peran strategis perempuan dan membuat kita sadar pentingnya melek politik. “Ternyata politik itu bukan hal yang kaku dan jauh dari kita. Dan kita sebagai perempuan harus berpartisipasi aktif dalam Pilkada demi kemaslahatan dan kemajuan bangsa dan negara,” ujarnya.
PW Fatayat NU Lampung berharap kegiatan ini akan melahirkan kader-kader perempuan muda yang sadar politik, kritis, dan siap menjadi agen perubahan di tingkat lokal maupun nasional. Dengan mengusung semangat Harlah ke-75, Fatayat NU terus bergerak membangun kapasitas dan kontribusi nyata bagi bangsa dan negara.(pin)