Mahepel Klarifikasi Isu Diksar: Tidak Ada Kekerasan, Semua Prosedur Sesuai Standar

Selasa, 3 Juni 2025 - 17:30 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bandar Lampung, (dinamik.id) — Mahasiswa Ekonomi Pecinta Lingkungan (Mahepel) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung (Unila) akhirnya angkat bicara terkait sorotan tajam publik atas kegiatan Pendidikan Dasar (Diksar) yang digelar pada 14–17 November lalu.

Kegiatan tersebut kini menjadi sorotan setelah salah satu peserta, Pratama Wijaya Kusuma, meninggal dunia beberapa bulan setelahnya.

Dalam pernyataan resmi yang disampaikan oleh kuasa hukum Mahepel, Chandra Bangkit, dijelaskan bahwa seluruh kegiatan telah dilaksanakan sesuai standar administratif, fisik, dan psikologis yang berlaku, serta telah disertai dengan izin resmi dari pihak kampus.

ADVERTISEMENT

addgoogle

SCROLL TO RESUME CONTENT

Mahepel menegaskan tidak ada bentuk kekerasan, baik secara fisik maupun psikologis, dalam seluruh rangkaian kegiatan Diksar. Laporan mengenai luka lebam yang dialami beberapa peserta bukan berasal dari tindakan kekerasan, melainkan disebabkan oleh kondisi alam selama kegiatan.

Baca Juga :  Pj Sekda Mesuji Wahyu Pimpin Upacara Hari Pahlawan Ke-79 Tahun 2024

“Luka-luka seperti lebam itu timbul akibat benturan alami seperti terkena ranting pohon, atau saat merayap di medan yang berat. Bukan karena kekerasan oleh panitia atau peserta lainnya,” ujar Bangkit, Selasa (3/6/2025)

Terkait dengan kabar mengenai peserta yang meminum spiritus, Mahepel membenarkan adanya insiden tersebut, namun pihaknya menjelaskan bahwa kejadian tersebut adalah murni kesalahan tidak sengaja.

“Almarhum Pratama sempat mengambil botol yang dikira air minum, padahal itu adalah spiritus untuk memasak. Namun cairan itu tidak sempat diminum dan tidak menimbulkan dampak kesehatan apa pun,” tambah Bangkit.

Seluruh peserta Diksar dinyatakan dalam kondisi sehat saat kegiatan selesai, bahkan hingga dua hari setelahnya. Salah satu peserta, Faris, dilaporkan mengalami infeksi di bagian telinga akibat kemasukan air, namun Mahepel langsung bertanggung jawab atas penanganan medis.

Baca Juga :  Paslon Bupati dan Wakil Bupati Tubaba Novriwan jaya dan Nadirsyah Pertajam Visi dan Misi

Pihak kampus melalui dekanat sempat memanggil Mahepel pada 12 Desember untuk mengklarifikasi bahwa kejadian yang menimpa Faris.

“Salah satu peserta, M. Arnando Al Faris, sempat mengalami keluhan pendengaran. Namun berdasarkan hasil diagnosis medis, ia mengalami Otitis Media Akut (OMA), bukan pecah gendang telinga. MAHEPEL telah menunjukkan itikad baik dengan memberikan pendampingan, membiayai pengobatan, dan bersilaturahmi ke keluarga,” kata Bangkit.

Sementara itu, muncul juga isu mengenai kondisi Saudara Pratama yang disebut mulai sakit sejak kegiatan. Dalam klarifikasi yang diberikan, Mahepel menjelaskan bahwa Pratama masih aktif mengikuti kegiatan kampus pada Februari, dan mulai sakit baru sekitar pertengahan Maret (antara tanggal 10–26), sehingga tidak dapat langsung dikaitkan dengan kegiatan Diksar di bulan November.

Baca Juga :  Kapolda Lampung Irjen Pol Helmy Santika Lakukan Kunker ke Polres Mesuji

Mengenai kabar adanya kegiatan “long march” selama 15 jam, Mahepel menjelaskan bahwa kegiatan berjalan kaki memang dilakukan sebagai bagian dari pelatihan fisik, namun tidak dilakukan secara ekstrem.

“Durasi kegiatan memang panjang, tetapi dilakukan dengan jeda istirahat dan makan yang cukup. Estimasi berjalan kaki aktif hanya sekitar 5 hingga 6 jam,” jelas Bangkit.

Sebagai penutup, Mahepel menyampaikan rasa duka mendalam atas wafatnya Saudara Pratama yang merupakan bagian dari keluarga besar Mahepel.

“Kami dengan tegas menyampaikan rasa duka cita sedalam-dalamnya. Saudara Pratama adalah bagian dari kami. Kami juga mendukung penuh proses investigasi baik dari pihak kampus maupun kepolisian. Ini bukan untuk pembelaan, tetapi untuk mewujudkan keadilan dan kebenaran,” ujar Bangkit mewakili seluruh anggota Mahepel. (Amd)

Berita Terkait

Mahasiswa Minta Aparat Turun Menyelidiki Dugaan Penyimpangan Proyek di Pringsewu
Perluas Program MBG DPR RI dan BGN Gencar Sosialisasikan Makanan Bergizi di Lampung
Jelang Muswil 2025 Pengurus Dekopinwil Lampung Konsultasi ke Kadis Koperasi dan UKM Lampung
Mahasiswa UIN Lampung Pasang Cermin Cembung di Titik Kritis: Solusi Keselamatan Jalan yang Nyata
Kepala BPJS Ketenagakerjaan Sebut Cakupan UHC Lampung Baru Capai 24,5% DPRD Minta Tindakan Cepat
KPK Temukan Sekitar 10 Travel Diduga Diuntungkan Kasus Kuota Haji
Tiga Kali Mangkir, KPK Akan Jemput Paksa Tersangka Suap Hasbi Hasan
Gubernur Dukung Survey Seismik 2D Migas Menuju Lampung Lumbung Energi Nasional

Berita Terkait

Kamis, 14 Agustus 2025 - 13:31 WIB

Mahasiswa Minta Aparat Turun Menyelidiki Dugaan Penyimpangan Proyek di Pringsewu

Kamis, 14 Agustus 2025 - 11:53 WIB

Perluas Program MBG DPR RI dan BGN Gencar Sosialisasikan Makanan Bergizi di Lampung

Kamis, 14 Agustus 2025 - 11:17 WIB

Jelang Muswil 2025 Pengurus Dekopinwil Lampung Konsultasi ke Kadis Koperasi dan UKM Lampung

Rabu, 13 Agustus 2025 - 11:16 WIB

Mahasiswa UIN Lampung Pasang Cermin Cembung di Titik Kritis: Solusi Keselamatan Jalan yang Nyata

Rabu, 13 Agustus 2025 - 10:02 WIB

Kepala BPJS Ketenagakerjaan Sebut Cakupan UHC Lampung Baru Capai 24,5% DPRD Minta Tindakan Cepat

Berita Terbaru