Bandarlampung, (dinamik.id) – Kongres XXII GMNI yang dibuka pada 15 Juli dan dijadwalkan selesai dalam empat hari, kini memasuki hari ke-10 tanpa kejelasan. Forum tertinggi organisasi ini mandek setelah ruang sidang di Gedung Merdeka, Bandung, dikunci tanpa informasi resmi.
Keterlambatan konsumsi, pindah pindah penginapan, hingga tidak adanya akses ke ruang sidang menjadi keluhan utama para delegasi. Di depan lokasi kongres, terpasang spanduk protes dari berbagai DPC dan DPD yang menuntut Badan Pekerja Kongres segera mengambil tindakan. 25/7/2025.
“Kami sudah menunggu tiga hari, tapi tak ada kejelasan. Kongres ini makin tidak jelas arahnya,” ujar Ketua DPC GMNI Serang.
Pimpinan Sidang Tetap Kongres XXII, Cristovan Loloh, mengingatkan bahwa kondisi psikologis dan kesehatan peserta tidak boleh diabaikan.
“Badan Pekerja jangan lepas tangan. Kita sudah 10 hari di Bandung. Sidang komisi harusnya sudah jalan, tapi butuh tiga ruangan. Apakah Gedung Merdeka layak untuk itu.” ujarnya.
Sidang komisi organisasi, politik, dan kaderisasi seharusnya digelar di ruangan terpisah agar diskusi berjalan efektif. Namun hingga kini belum ada fasilitas yang disiapkan.
“Gedung Merdeka tidak representatif. Kalau disekat pun tetap bising. Rapat pasti terganggu,” kata Endang, Ketua DPC GMNI Kabupaten Tangerang sekaligus Sekretaris Pimpinan Sidang.
Saat delegasi mencoba masuk ke Gedung Merdeka, pagar ditemukan terkunci rapat. Seorang petugas keamanan menyatakan belum ada arahan resmi dari panitia.
“Belum ada konfirmasi lebih lanjut,” ucapnya singkat.
Dengan berlarutnya persoalan ini, kredibilitas penyelenggara dipertanyakan. Para delegasi mendesak agar kongres segera dilanjutkan secara profesional dan bertanggung jawab. (ANG)