BANDARLAMPUNG (dinamik.id) – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) provinsi Lampung menyayangkan terjadinya aksi pembubaran ibadah yang dilakukan warga sekitar terhadap jemaat Gereja Kristen Kemah Daud (GKKD) Rajabasa Bandar Lampung yang terjadi beberap hari lalu.
“Sangat disayangkan masih terjadi aksi pembubaran disaat orang lain sedang melakukan ibadah,” ungkap Ketua DPD KNPI Provinsi Lampung, Iqbal Ardiansyah, S.Si., M.M, Selasa (21/2/2023).
Bung Iqbal (sapaannya) menambahkan, seharusnya aksi tersebut tidak perlu terjadi apalagi sedang melakukan ibadah, biarkan terlebih dahulu ibadah tersebut diselesaikan.
“Ya, seharusnya warga yang melakukan aksi tersebut bisa menahan diri sampai ibadah tersebut selesai baru dibicarakan/didiskusikan dengan baik-baik bukan malah menghentikan kegiatan ibadah tersebut,” jelasnya.
Masih kata Bung Iqbal, sikap saling menghargai maupun toleransi antar umat beragama perlu digalakkan agar tidak ada lagi aksi seperti ini kedepannya.
Bung Iqbal berharap, terjalin komunikasi yang baik antar umat beragama yang mayoritas maupun minoritas saling menghargai sesama umat beragama.
Bung Iqbal juga mengimbau kepada masyarakat dan anak-anak muda khususnya jangan mudah terprovokasi. Dan mengajak seluruh masyarakat dapat menjaga kerukunan antar umat beragama dan toleransi antar umat beragama untuk kita saling menghargai sesama umat beragama dan tetap menjalin kerukunan
“Mari kita jaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Karena bangsa Indonesia ini modal terbesarnya adalah persatuan,” terangnya.
“Kalau kita sebagai bangsa Indonesia tidak rukun diantara umat beragama, tidak bisa saling menghargai ,tidak memiliki jiwa-jiwa toleransi beragama maka itulah bibit-bibit yang akan memecah persatuan Indonesia. Jadi mari kita bersama-sama saling menjaga persatuan diantara semua pihak,” pungkasnya.
Pendapat yang sama juga disampaikan Koordinator GEPAK Lampung, Wahyudi Hasyim. “Pancasila telah menuntun kita untuk saling menghormati antar pemeluk agama sesuai sila pertama Ketuhanan yang Maha Esa. Pancasila juga telah menyatukan kita, meski berbeda agama kita tetap bersatu. Kami minta insiden ini sebaiknya diselesaikan dengan persuasif dan damai,” katanya. (*)