Tanggamus (dinamik.id)–Permainan meriam bambu memakan korban. AM, bocah laki-laki asal Kecamatan Wonosobo, Tanggamus mengembuskan nafas terakhir setelah sebelumnya mendapat perawatan dua hari, Senin, 19 April 2021.
Kapolsek Semaka Iptu Pambudi Raharjo mengungkapkan, peristiwa terbakarnya korban terjadi pada Minggu, 18 April 2021 sekitar pukul 10.00 di Dusun Batuan Pekon Sukajaya saat korban bermain meriam bambu atau biasa disebut “long”.
“Luka bakar yang diderita korban, pada bagian kaki dan tangan serta dada dan bagian wajah korban atau hampir seluruh bagian tubuh korban kecuali bagian punggung korban,” ungkap Iptu Pambudi mewakili Kapolres Tanggamus AKBP Oni Prasetya, SIK, Selasa, 20 April 21.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kronologisnya bermula saat korban diajak orang tua angkatnya ke bengkel sepeda motor milik kerabatnya di Kecamatan Semaka.
Saat Khoirudin bersama mekanik bernama Giri sedang membenahi sepeda motor, kemudian korban diajak bermain oleh anak keponakannya untuk bermain meriam bambu atau biasa disebut long.
Saat bermain meriam bambu berisi minyak tanah, meriam bambu tersebut terpental setelah meledak dan tumpah hingga mengenai tubuh korban. Lalu api menyambar mengakibatkan korban terbakar dengan luka bakar yang cukup serius.
Korban sebelumnya sempat dibawa ke RS Panti Secanti Gisting untuk mendapatkan perawatan. Namun setelah diberi obat, korban kembali dibawa pulang ke rumah orang tua angkatnya di Pekon Soponyono.
“Pada hari Senin 19 April 2021 sekitar pukul 22.30, korban meninggal dunia di rumah kediaman orang tua angkatnya akibat luka bakar yang dideritanya tersebut,” jelasnya.
Lebih lanjut Kapolsek menjelaskan berdasarkan keterangan orang tua angkatnya, orang tua kandung korban merupakan warga Desa Pagar Dewa Kabupaten Tulangbawang.
“Setelah orang tua kandungnya tiba, jenazah korban telah dikebumikan di TPU Pekon Soponyono,” ujarnya.
Guna mencegah peristiwa tersebut terulang, Kapolsek menghimbau masyarakat untuk memperhatikan anak-anaknya agar tidak bermain meriam sejenis ataupun petasan karena akibatnya sangat merugikan bahkan mengakibatkan kematian.
“Mari bersama-sama memperhatikan anak-anak kita, jangan bermain meriam bambu ataupun petasan dan sejenisnya,” imbaunya. (ROH)