Bali (dinamik.id)–Asean Democracy Network sukses menggelar agenda di hari pertama, Selasa, 7 November 2022. Agenda yang dihadiri 24 negara dan lebih dari 100 NGO tersebut helat 3 Sesi Dialog.
Yan Barusal salah satu perwakilan Lampung Democracy Studies mengatakan, series pertama fokus pembicaraan mendedah ihwal demokrasi hari ini dan akan datang, seperti problem di Myanmar yang pemerintahannya dikuasai oleh militer dan kerap melakukan penindasan terhadap hak asasi masyarakat.
“Dialog itu juga membincang bagaimana langkah advokasi melalui media. Karena media hari ini merupakan instrumen penting yang menjadi central informasi,” jelasnya.
Sementara pada series kedua, lanjut Yan, pembicaraan berlanjut tentang kerja pergerakan sosial di masyarakat untuk merebut kembali haknya. Seperti hak para petani atas tanah, hak berserikat dan berkumpul serta hak mengemukakan pendapat.
“Pada series ketiga pembicaraan dikhususkan pada advokasi problem perempuan dalam menghadapi kultur patriarki di masyarakat,” tambahnya.
Sementara Founder LDS, Fatikhatul Khoiriyah mengatakan 3 rangkaian diskusi tersebut menjadi api semangat untuk kita semua, khususnya LDS untuk melakukan kerja-kerja membangun demokrasi.
“Tentu ini bukanlah pekerjaan yang mudah tetapi di bandingkan negara seperti Myanmar, Thailand dan beberapa negara lain tugas kita dalam membangun demokrasi di Indonesia jauh lebih mudah,” terangnya.
“Agenda ini juga merupakan ruang untuk LDS bisa membangun jejaring demokrasi yang lebih luas, agar pertukaran informasi bisa menjadi keberlanjutan,” tutupnya. (Sandi)