Bandar Lampung (dinamik.id)–Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Lampung Meiry Harika Sari, Rabu, 9 Agustus 2023 menegaskan pihaknya masih mempelajari dugaan penganiayaan terhadap enam Alumni IPDN angkatan XXX oleh sejumlah oknum ASN di kantornya.
Apalagi saat kejadian merupakan di luar jam kerja dan tanpa sepengetahuan dirinya. Namun, ia menegaskan pihaknya akan mencari tahu siapa saja oknum yang diduga terlibat melakukan penganiayaan lantaran hal itu tidak sesuai aturan.
“Soal hukum kita lihat dulu. Kasusnya seperti apa. Kan masih belum sampai disitu. Tadipun kami belum ketemu dengan pihak kepolisian. Tetapi, kami mengikuti aturan hukum. Namun, prosesnya ke Inspektorat dulu, ” tutur Meiry saat menggelar konferensi pers di kantor BKD Provinsi Lampung didampingi Plh. Kadis Kominfotik Provinsi Lampung, Achmad Saefulloh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sementara, Achmad Saefulloh menerangkan kasus dugaan penganiayaan oknum ASN alumni IPDN di lingkungan BKD Lampung masih dalam indikasi sistem akademi “Jiwa Korps”.
Seperti mereka baru saja lulus dan utusan dari Lampung. “Agar mereka ada suatu jiwa pengabdiannya dilakukanlah pembinaan. Tujuannya menguji kecintaannya kepada daerah, maka harus bekerja dengan baik. Sudah terbiasa dengan itu bagi alumni IPDN,” beber Saefullah.
Menurut, Achmad, terkait penganiayaan itu sebenarnya tidak boleh. Apapun bentuknya. Namun informasi yang diperoleh pihaknya, hal itu hanya dalam rangka pembinaan. “Kalau yang lain akan ditindaklanjuti oleh inspektorat. Karena bersangkutan sedang “sok” Atas peristiwa ini, ” kata Achmad.
Sebelumnya, Sejumlah oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan BKD Provinsi Lampung diduga melakukan penganiayaan terhadap Alumni IPDN angkatan XXX hingga dirujuk ke salahsatu Rumah Sakit Bandar Lampung.
Pantauan media, terdapat enam korban penganiayaan yang diduga dilakukan oleh sekitar sepuluh oknum pegawai Provinsi Lampung yang juga diduga alumni IPDN angkatan XXIX.
Celakanya, disinyalir terdapat satu kepala bidang yang mengetahui dan menyaksikan hal itu tanpa melerai. Bahkan diduga turut terlibat dalam penganiayaan yang dianggap sebagai pembinaan terhadap junior IPDN. (Naz)