Oleh: Dr. Edarwan, SE, MSi
Widyaiswara Ahli Utama BPSDM Lampung
PEMILIHAN Gubernur Lampung 2024 semakin menarik dengan munculnya nama Beny Kisworo sebagai calon Wakil Gubernur dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Keputusan ini mengejutkan banyak pihak mengingat PSI adalah partai yang tidak memiliki kursi di legislatif Lampung.
Namun tiga tokoh besar meminangnya? Ada apa dengan Beny? Sejumlah faktor menarik yang dapat menjelaskan fenomena ini.
Profil Tiga Tokoh Besar Lampung:
1. Arinal Djunaidi: Mantan Gubernur Lampung dan Ketua Golkar Lampung, Arinal dikenal memiliki jaringan politik yang kuat dan pengalaman panjang di birokrasi dan politik Lampung.
2. Herman HN: Mantan Walikota Bandar Lampung dua periode dan Ketua NasDem Lampung, Herman HN memiliki popularitas tinggi di kalangan masyarakat Lampung.
3. Rahmad Mirzani Djausal: Ketua Gerindra Lampung dan calon Gubernur Lampung 2024, Rahmad dikenal sebagai politisi muda dengan dukungan kuat dari Prabowo Subianto.
Lantas Mengapa Beny Kisworo?
Beny Kisworo, meskipun berasal dari partai yang tidak memiliki suara di legislatif, dipilih sebagai calon Wakil Gubernur. Ada beberapa alasan yang mungkin mendasari keputusan ini:
1. Pengaruh Ketua PSI: Ketua PSI, yang merupakan anak dari Presiden Indonesia, mungkin memiliki daya tarik tersendiri bagi pemilik modal dan pengaruh politik di Lampung. Hal ini bisa menjadi faktor penting dalam mendukung pencalonan Beny Kisworo.
2. Strategi Politik Baru: Menggandeng Beny Kisworo bisa jadi bagian dari strategi politik baru yang mencoba menarik suara dari pemilih muda dan progresif yang mungkin merasa terwakili oleh PSI. Ini juga bisa menjadi upaya untuk menunjukkan inklusivitas dan pembaruan dalam politik Lampung.
3. Pragmatisme Politik: Dalam politik praktis, terkadang keputusan diambil berdasarkan pertimbangan pragmatis seperti dukungan finansial dan logistik. Dukungan dari PSI, meskipun kecil, bisa memberikan tambahan sumber daya yang berharga dalam kampanye.
Pengaruh Koalisi dan Modal Politik
Koalisi politik di Lampung tidak selalu mengikuti pola koalisi nasional. Faktor lokal seperti kesamaan visi dan misi, serta kemampuan untuk memenangkan pemilihan, lebih dominan dalam pembentukan koalisi.
Selain itu, pengaruh korporasi dalam pemilihan kepala daerah di Lampung juga tidak bisa diabaikan. Dukungan finansial dari perusahaan besar sering kali menjadi penentu dalam kampanye politik yang membutuhkan biaya tinggi.
Kesimpulan
Pemilihan Beny Kisworo sebagai calon Wakil Gubernur Lampung dari PSI adalah langkah strategis yang mencerminkan dinamika politik lokal yang kompleks.
Keputusan ini bisa dilihat sebagai upaya untuk menarik dukungan dari berbagai kalangan, termasuk pemilih muda dan progresif, serta mendapatkan dukungan finansial yang kuat. Pengaruh dari ketua PSI sebagai anak Presiden juga tidak bisa diabaikan dalam konteks ini.
Dengan demikian, pemilihan Beny Kisworo bukan hanya soal popularitas atau kekuatan politik di legislatif, tetapi juga tentang strategi menyeluruh yang mempertimbangkan berbagai variabel untuk memenangkan hati pemilih Lampung.