Bandar Lampung, (dinamik.id) — Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandar Lampung mengungkapkan keprihatinannya atas insiden yang melibatkan seorang jurnalis yang diduga mengalami kekerasan verbal oleh calon Bupati Pesawaran, Aries Sandi, saat menjalani tes kesehatan di RSUDAM pada Sabtu, 31 Agustus 2024.
Ketua AJI Bandar Lampung, Dian Wahyu Kusuma, menyatakan bahwa jurnalis, sebagai profesi yang berperan penting dalam menjaga transparansi dan demokrasi, berhak menjalankan tugas mereka tanpa ancaman dan intimidasi.
“Jurnalis punya hak untuk menjalankan tugas mereka tanpa ancaman, intimidasi, atau tindakan tidak terpuji lainnya,” ujar Dian saat dihubungi oleh dinamik.id.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dian menambahkan bahwa insiden yang terjadi saat jurnalis meliput tahapan pencalonan pemilihan kepala daerah adalah bentuk pelecehan terhadap kebebasan pers.
“Bagi AJI, Insiden ini merupakan bentuk pelecehan terhadap kebebasan pers yang dijamin oleh Undang-Undang Pers No. 40 Tahun 1999,” imbuhnya.
AJI Bandar Lampung meminta agar calon bupati Pesawaran, Aries Sandi, memberikan klarifikasi dan permintaan maaf secara terbuka.
“Kami meminta agar pihak yang bersangkutan memberikan klarifikasi dan permintaan maaf secara terbuka atas tindakan yang tidak patut tersebut,”katanya.
Selain itu, AJI Bandar Lampung menyerukan kepada semua pihak, terutama calon kepala daerah dan pejabat publik, untuk menghormati kerja jurnalis yang sedang menjalankan tugasnya.
“Kami ingatkan kembali, bahwa pers merupakan pilar keempat demokrasi. Kebebasan pers adalah hak yang dilindungi oleh konstitusi,” ujar Dian.
Dian juga menambahkan bahwa tindakan yang melecehkan atau mengintimidasi jurnalis tidak hanya merugikan profesi tersebut tetapi juga mengancam hak masyarakat untuk mendapatkan informasi yang benar dan akurat.
AJI Bandar Lampung juga meminta para jurnalis untuk selalu mengedepankan profesionalisme dalam menjalankan tugas, serta menjaga sikap netral dan objektif.
Selanjutnya, Dian berharap, berharap lembaga otoritas memastikan bahwa insiden serupa tidak terjadi lagi di masa mendatang dan mengimbau semua pihak untuk saling menghormati serta bekerja sama dalam menjaga integritas dan kebebasan pers.
Sementara itu, Bakal Calon Bupati Pesawaran, Aries Sandi Dharma Putra mengklarifikasi informasi yang menyebutkan bahwa dirinya menunjukkan sikap tidak ramah kepada rekan-rekan pers di lokasi.
“Ini perlu saya garis bawahi, kalau arogan itu saya bertatap muka langsung. Sedangkan saya merasa tidak pernah bertatap muka langsung,” ujar Aries Sandi.
Menurutnya, sikap arogan ditunjukkan melalui tatapan mata langsung, sementara dirinya merasa tidak pernah bertatap muka secara langsung.
“Saya sedang bicara dengan teman saya, sedangkan mereka ada di belakang saya, jadi harus bisa dibedakan,” imbuhnya
Aries Sandi juga menganggap bahwa sikap arogan berarti berbicara dengan nada keras atau membentak.
“Harus bisa dibedakan, arogan itu ngomong keras, membentak itu namanya arogan,” terangnya.
Ia menyatakan bahwa saat kejadian tersebut, dirinya merasa para wartawan berada di sampingnya dan merasa tidak pernah membentak atau berbicara dengan nada tinggi.
“Saya melihat muka mereka saja tidak, darimana saya bicara membentak atau nada tinggi atau bertatap muka juga tidak,” tegasnya.
Aries Sandi juga menyebutkan bahwa kejadian tersebut adalah hal biasa yang sering dialaminya, terutama dalam situasi seperti sekarang. “Biasalah, kalau gak gitu kan gak rame,” tutupnya. (Amd)