Bandar Lampung — Gelombang tekanan terhadap aparat penegak hukum semakin deras menyusul kasus penganiayaan brutal yang menimpa AHA (21), mahasiswa asal Lampung Barat. Kali ini, desakan keras datang dari Aliansi BEM Nusantara Lampung dan Dewan Legislatif Mahasiswa STKIP PGRI Bandar Lampung, yang mengajak mahasiswa untuk turun ke jalan dan mengawal proses hukum hingga tuntas.
Koordinator Aliansi BEM Nusantara Lampung, Faathir AL Insaani, mendesak Polresta Kota Bandar Lampung untuk segera bertindak tegas atas lambannya penanganan kasus penganiayaan ini. “Tindakan main hakim sendiri yang dialami AHA adalah bentuk kekerasan yang harus segera diadili. Aparat tidak boleh berdiam diri!” tegas Faathir.
Ia mengecam keras tindakan kekerasan tersebut dan menilai ini sebagai ujian serius bagi integritas aparat penegak hukum di Lampung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam pernyataan resminya, Faathir mengajak seluruh elemen mahasiswa di Provinsi Lampung untuk bersatu dan mengawal kasus ini agar tidak terulang di masa depan.
“Kejadian ini adalah peringatan bagi aparat hukum, bahwa mahasiswa tidak akan tinggal diam jika hak-hak mereka dirampas. Kita harus membuka mata dan memastikan keadilan ditegakkan,” ujar Faathir.
Senada dengan Faathir, Topik Sanjaya, Ketua Dewan Legislatif Mahasiswa STKIP PGRI Bandar Lampung, turut menyerukan aksi turun ke jalan. Ia menekankan pentingnya solidaritas mahasiswa, terutama mereka yang berasal dari Lampung Barat, untuk mendesak keadilan bagi AHA.
“Ini bukan hanya tentang AHA, ini adalah masalah seluruh mahasiswa Lampung. Kita akan turun ke jalan dan kawal kasus ini hingga keadilan ditegakkan,” ujar Topik.
Aliansi BEM Nusantara Lampung, bersama dengan organisasi mahasiswa lainnya, berkomitmen untuk terus mengadvokasikan proses hukum hingga tuntas, dan memastikan pelaku penganiayaan mendapatkan hukuman yang setimpal. “Kami akan terus memantau, jangan biarkan kasus ini tenggelam! Keadilan untuk AHA adalah keadilan untuk kita semua,” tambah Faathir.
Gelombang protes ini mendapat dukungan luas dari berbagai elemen mahasiswa, yang kini bersiap melakukan aksi unjuk rasa besar-besaran. Desakan kuat dari mahasiswa Lampung mengindikasikan bahwa kasus ini menjadi titik krusial dalam penegakan hukum di provinsi Lampung. Aparat kepolisian kini dihadapkan pada tekanan besar untuk segera mengambil tindakan tegas sebelum situasi semakin memanas.