Lampung Timur, (Dinamik.id) — Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Lampung Daerah Pemilihan (Dapil) 8 Lampung Timur, dr. Sasa Chalim, M.M., menggelar kegiatan Pembinaan Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan (PIPWK) di Desa Sribhawono pada hari ini, Selasa, 21 Oktober 2025.
Kegiatan tersebut berfokus pada penguatan pemahaman nilai-nilai luhur Pancasila serta pentingnya Wawasan Kebangsaan dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), khususnya di tingkat desa, dengan menyoroti tantangan besar dari perkembangan media sosial.
Acara pembinaan ini disambut antusias oleh berbagai elemen masyarakat Desa Sribhawono. Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Desa Sribhawono, Bapak Buih Wisnu Prabowo, para Kepala Seksi (Kasi) dan Kepala Urusan (Kaur) desa, Kepala Dusun, anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Kader Kesehatan Desa, serta perwakilan guru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam sambutannya, dr. Sasa Chalim menekankan bahwa Pancasila adalah fondasi utama kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Sebagai perwakilan rakyat dari Lampung Timur, saya merasa penting untuk terus menyuarakan dan membumikan nilai-nilai Pancasila. Di era disrupsi informasi ini, pemahaman yang kuat tentang ideologi negara menjadi benteng pertahanan bagi kita semua, terutama bagi aparatur desa, pendidik, dan kader yang bersentuhan langsung dengan masyarakat,” ujar Sasa.
Sementara itu, Kepala Desa Sribhawono, Buih Wisnu Prabowo, menyampaikan apresiasinya atas kegiatan tersebut.
“Kami sangat berterima kasih kepada Ibu dr. Sasa Chalim yang telah memilih Sribhawono sebagai lokasi pembinaan ini. Materi tentang Pancasila dan Wawasan Kebangsaan ini sangat relevan, terutama untuk memperkuat solidaritas di antara perangkat desa,” Ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa pembinaan ini menjadi modal penting bagi desa untuk menghadapi isu-isu modern.
“Komitmen kami di Sribhawono adalah menjadikan Pancasila sebagai praktik nyata dalam pelayanan masyarakat. Kami mendukung penuh seruan untuk bijak di media sosial agar desa kami terhindar dari perpecahan akibat hoaks,” tegasnya.
Dalam sesi materinya, dr. Sasa Chalim secara khusus menyoroti peran sentral media sosial yang kini sangat berpengaruh dalam membentuk opini dan perilaku masyarakat.
“Kita tidak bisa menolak kemajuan teknologi, termasuk media sosial. Namun, kita harus waspada. Media sosial ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi ia bisa menjadi alat pemersatu dan penyebar informasi positif tentang gotong royong dan kemajuan desa,” jelasnya.
Namun, di sisi lain, media sosial kini menjadi lahan subur bagi penyebaran hoaks, ujaran kebencian (hate speech), dan konten yang memecah belah—semuanya bertentangan dengan nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, dan Persatuan dalam Pancasila.
Sasa mengajak seluruh perangkat desa dan guru untuk menjadi ‘duta literasi digital’ di lingkungan masing-masing. Ia menekankan perlunya kecakapan dalam memverifikasi informasi sebelum menyebarkannya.
“Untuk para guru, didiklah anak-anak kita tidak hanya cerdas ilmu, tapi juga cerdas digital. Ajari mereka bagaimana menggunakan media sosial dengan adab Pancasila, menghargai perbedaan pendapat tanpa menyebarkan kebencian, dan selalu memprioritaskan persatuan di atas segalanya,” pungkasnya. (Amd)