Bandar Lampung, (dinamik.id)- Pemkot terbuka bagi calon investor yang ingin berinvestasi di Bandar Lampung.
Selama ini Pemkot Bandar Lampung terus berupaya memberi kemudahan bagi para investor dalam proses perizinan dan realisasi investasi.
“Kami sangat terbuka kepada calon investor,” ujar Kepala DPMPTSP Bandar Lampung, Muhtadi Arsyad, Jumat (20/9/2024).
Keterbukaan itu, menurut Muthadi, selama para investor bersedia mematuhi aturan yang berlaku. Terutama yang terkait dengan kewenangan Pemkot Bandar Lampung
Apa lagi keberadaan para investor sangat penting dalam percepatan realisasi investasi di Bandar Lampung.
“Itu (investor) sangat dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja di Kota Bandar Lampung,” ungkapnya.
Mengingat Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) menjadi penyumbang terbesar dalam realisasi investasi di Bandar Lampung.
Realisasi investasi di Bandar Lampung terbagi menjadi dua yakni Penanaman Modal Asing (PMA) dan PMDN.
Hingga triwulan I Tahun 2024, capaian realisasi investasi di Bandar Lampung telah mencapai Rp 572,56 miliar.
“Dari jumlah tersebut, PMA berkontribusi sebesar Rp 244,63 miliar, sedangkan PMDN menyumbang Rp 327,92 miliar,” sebutnya.
Ia menambahkan, sektor sekunder saat ini menjadi penyumbang terbesar di dalam realisasi investasi di Bandar Lampung.
“Untuk penyumbang terbesar yaitu di sektor sekunder sebanyak Rp 309 miliar, baik PMDN maupun PMA-nya,” terangnya.
“Sektor sekunder itu seperti bidang industri makanan, tekstil, percetakan, mineral logam, industri kedokteran, dan industri kendaraan bermotor,” terusnya.
“Nilai pemasukannya untuk industri makanan PMDN berada di angka Rp 81,47 miliar, sedangkan PMA Rp 81,76 miliar,” jelasnya.
“Lalu ada untuk sektor sekunder yakni industri karet dan plastik, nilai investasi PMDN di Bandar Lampung Rp 108 miliar,” terusnya.
Kemudian, untuk sektor terbesar kedua ada pada tersier yang nilai investasinya sudah mencapai Rp 262 miliar.
Sektor tersier bidang perdagangan reparasi menjadi penyumbang terbesar PMDN dan PMA. Nilainya PMDN Rp 55,89 miliar dan PMA Rp 5,9 miliar.
“Lalu untuk sektor tersier di bidang hotel dan restoran nilai PMDN dan PMA mencapai senilai Rp 41 miliar,” sebutnya.
“Selanjutnya Sektor tersier bidang transportasi, gudang, dan komunikasi menyentuh angka Rp 110,7 miliar,” sambungnya.
Selain sektor sekunder dan tersier, sektor primer juga turut menyumbangkan realisasi investasinya sebesar Rp 1,38 miliar, baik PMA maupun PMDN
Sedikitnya sudah ada tiga pembangunan hotel yang dilakukan di Bandar Lampung hingga bulan September 2024 ini.
Tentunya, pembangunan sejumlah hotel di Bandar Lampung itu dapat berdampak pada realisasi target investasi di Pemkot setempat.
Muhtadi mengatakan, tahun 2024 ini pihaknya mendapat target investasi dari Pemprov Lampung sebesar Rp 3,2 triliun.
“Target investasi tahun 2024 ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 3,4 triliun,” tambahnya.
Sedangkan realisasi target investasi Pemkot Bandar Lampung baru Rp 572,56 miliar hingga Triwulan I Tahun 2024.
DPMPTSP Bandar Lampung tetap optimis bisa mencapai target investasi tahun 2024 yang ditetapkan oleh Pemprov Lampung.
“Tentunya kita Pemkot Bandar Lampung optimis bisa mencapai target tersebut, karena itu data masih triwulan I,” katanya.
Sedangkan data untuk triwulan II belum ada, karena masih menunggu rilis resmi dari pemerintah pusat.
Sikap optimis itu semakin bertambah ada tiga hotel bakal didirikan di Bandar Lampung sudah mendapat izin.
Menurutnya, pembangunan tiga hotel di Bandar Lampung itu bisa memberikan pemasukan hingga satu triliunan.
“Kita misalkan saja investasi satu hotel di angka Rp 300 miliar hingga Rp 400 miliar, dikalikan tiga saja sudah Rp 1 trilunan lebih,” ujarnya.
Ia menambahkan, nantinya tiga hotel tersebut merupakan penginapan yang berbintang empat ke bawah.
“Untuk yang sekelas Mercure itu masih belum ada di tahun 2024 ini, tapi nanti yang ada bintang empat ke bawah,” tutupnya.