Pendidikan di Persimpangan, Tantangan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)

Senin, 25 November 2024 - 09:21 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh, DR Edarwan, SE.MSi (Widyaiswara Ahli Utama, BPSDM Lampung)

Bandar Lampung (dinamik.id)-Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) telah menjadi solusi yang diharapkan dapat menjembatani kesenjangan pendidikan, terutama di daerah terpencil.

Namun, tantangan besar mengadang, mulai dari infrastruktur yang terbatas hingga akses digital yang belum merata. Di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T), jaringan internet masih menjadi barang langka. Bahkan, ketiadaan listrik di beberapa daerah membuat pelaksanaan PJJ menjadi sangat sulit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kesenjangan ini semakin tajam karena perangkat teknologi seperti komputer dan smartphone hanya dimiliki oleh sedikit keluarga, terutama di wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi.

Kesenjangan Teknologi di Kalangan Guru dan Siswa

Selain infrastruktur, kualitas SDM juga menjadi kendala. Banyak guru tidak memiliki pelatihan yang cukup untuk mengadopsi teknologi sebagai alat pengajaran. Ini berdampak langsung pada kualitas pembelajaran yang diterima siswa.

Akibatnya, banyak siswa tertinggal dalam proses belajar atau bahkan putus sekolah. Tanpa kemampuan memanfaatkan teknologi secara efektif, tujuan PJJ untuk memberikan pendidikan yang merata menjadi sulit dicapai. Kondisi ini menuntut adanya peningkatan kapasitas guru dan dukungan langsung kepada siswa.

Baca Juga :  Regulasi Calon Kepala Daerah

Pendekatan Kolaboratif: Strategi Whole of Government (WOG)

Untuk mengatasi tantangan PJJ, pemerintah daerah perlu mengadopsi pendekatan Whole of Government (WOG) yang melibatkan integrasi lintas sektor. Langkah pertama adalah memetakan kebutuhan pendidikan berdasarkan data lokal, termasuk daerah yang membutuhkan prioritas infrastruktur.

Kerja sama erat dengan pemerintah pusat menjadi kunci dalam mempercepat pembangunan infrastruktur digital, seperti penyediaan internet satelit dan listrik tenaga surya di wilayah tanpa listrik konvensional.

Peran Sektor Swasta: Teknologi untuk Semua

Pemerintah daerah harus menjalin kemitraan dengan sektor swasta melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Bantuan berupa perangkat teknologi seperti tablet atau laptop untuk siswa kurang mampu dapat menjadi langkah konkret.

Selain itu, penyedia layanan telekomunikasi dapat dilibatkan untuk menyediakan paket internet murah khusus pembelajaran. Dengan keterlibatan sektor swasta, keterbatasan teknologi dapat diatasi secara lebih cepat dan efisien.

Baca Juga :  Strategi Politik Tersembunyi: Mengapa Beny Kisworo Dipinang?

Pusat Belajar Berbasis Desa

Kolaborasi dengan masyarakat lokal menjadi elemen penting lainnya. Pemerintah daerah dapat membangun pusat belajar berbasis desa yang menyediakan akses internet kolektif untuk siswa yang tidak memiliki fasilitas di rumah.

Pusat ini juga dapat menjadi ruang belajar alternatif yang dikelola bersama oleh komunitas. Dengan demikian, pendidikan tetap berjalan meski ada keterbatasan teknologi di tingkat individu.

Menuju Pemerataan Pendidikan yang Inklusif

Pemerintah daerah harus melakukan evaluasi rutin terhadap implementasi PJJ. Indikator keberhasilan seperti peningkatan partisipasi siswa, peningkatan kemampuan guru dalam teknologi, dan perluasan akses internet harus terus dimonitor.

Hasil evaluasi ini digunakan untuk memperbaiki kebijakan yang ada dan memastikan keberlanjutan program. Dengan pendekatan yang terencana dan kolaboratif, pemerintah daerah dapat memastikan pendidikan menjadi inklusif dan merata, tanpa memandang lokasi geografis siswa.

Langkah-langkah ini adalah fondasi penting untuk mewujudkan kesetaraan pendidikan di seluruh pelosok negeri, menjadikan PJJ bukan sekadar pilihan tetapi solusi nyata bagi tantangan pendidikan.

Penulis : Dr Edarwan

Editor : Eka Setiawan

Berita Terkait

Anak Muda, Gen Z dan Millenial Harus Menentukan Pilihan
Ayo Healing dan Nongkrong di Senja Malaka – Lebih dari Sekadar Pantai!
Zona Kuning Lampung: Tantangan Besar bagi Para Kepala OPD!
20 Wakil Lampung di DPR: Pahlawan atau Penonton di Arena Politik?
Kondisi Demokrasi Indonesia Menjelang Pilkada 2024: Fenomena Kotak Kosong dan Tantangan Kontemporer
Waspada Politisasi ASN!
Mosi Tidak Percaya DPR #KawalPutusanMK
Pegang Teguh Prinsip Penyelenggara Kunci Sukses Pilkada Serentak 2024
Berita ini 36 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 25 November 2024 - 09:21 WIB

Pendidikan di Persimpangan, Tantangan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)

Minggu, 24 November 2024 - 20:12 WIB

Anak Muda, Gen Z dan Millenial Harus Menentukan Pilihan

Selasa, 19 November 2024 - 14:03 WIB

Ayo Healing dan Nongkrong di Senja Malaka – Lebih dari Sekadar Pantai!

Rabu, 13 November 2024 - 09:16 WIB

Zona Kuning Lampung: Tantangan Besar bagi Para Kepala OPD!

Rabu, 23 Oktober 2024 - 10:42 WIB

20 Wakil Lampung di DPR: Pahlawan atau Penonton di Arena Politik?

Berita Terbaru

Bandar Lampung

KPU Gagal, Partisipasi Pemilih Dinilai Rendah

Kamis, 5 Des 2024 - 15:05 WIB