Bandar Lampung, (dinamik.id) — Kapolda Lampung, Irjen pol Helmy Santika Berharap agar para orang tua dapat selalu mengantisipasi serta mengawasi berbagai konten media social yang dapat merusak pola pikir serta untuk menjaga tumbuh kembang anak.
Salah satunya dengan rajin mengecek handphone/gadget anaknya secara berkala untuk mencegah terjerumus ke dalam permainan judi online (judol).
“Selaku orang tua kita harus memiliki kepekaan serta pengawasan,mau tidak mau, kita harus rajin cek handphonenya anak-anak kita. Untuk kemudian bisa mengetahui, karena kalau tidak begitu tentunya ini pelan-pelan generasi muda kita akan mengalami kerusakan,” Ungkap Helmy Santika.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebagai contoh, judi online kini sudah masuk hampir ke semua kalangan dengan berbagai macam pola dan modus yang dilakukan.serta platform-platform media social lainnya.
“Berbagai macam pola dan modus mereka untuk mengubah permainan-permainannya, sehingga anak-anak di bawah umur tertarik kemudian untuk ikut,” tambahnya.
Anak-anak dapat kecanduan secara serius untuk menggunakan gadget secara berlebihan apa lagi jika melihat adegan yang tidak pantas untuk di tonton dan jika kecanduan saat bermain judi online.
“Begitu mereka sudah ikut masuk kecenderungannya akan terjadi addict atau kecanduan dan karena permainan tersebut, sehingga untuk sulit diawasi, sulit untuk dikontrol. Dan judol ini lebih privat dan lebih privasi,” tegas Helmy.
Fenomena ini pun menjadi pekerjaan rumah bagi semua pihak. Judi online, pornografi, perundungan, hingga kekerasan seksual makin mengancam anak-anak Indonesia di ruang digital. Tanpa perlindungan yang kuat, mereka makin rentan menjadi korban eksploitasi dan kejahatan daring. Caranya bagaimana? Penggunaan handphone/gadget anak harus terus di kontrol.
“Tentunya harus kita cegah. Caranya bagaimana ya mulai dari hal yang bersifat dini preventif pencegahan. Tentunya harus kita sampaikan kepada anak-anak kita, kepada keluarga kita tentang bahaya dalam lingkungan digital yang penuh ancaman Kita tidak bisa membiarkan anak-anak tumbuh dalam hal merusak tersebut,” tutupnya. (Amd)