Stunting di Tubaba 2022 Turun 5,7%, Ini Terobosan Pj Bupati Tubaba

TULANGBAWANG BARAT (dinamik.id) – Angka Stunting Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba) Lampung, turun ke 16,4%. Angka ini sekaligus menempatkan Tubaba menduduki peringkat ke-9 terendah dari 15 Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung.

Hal itu berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Badan Kajian Pembangunan Kesehatan Kementerian Kesehatan tahun 2022.

Bacaan Lainnya

Berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia(SSGI) tahun 2021 angka prevalensi stunting di Tubaba tercatat sebesar 22,1% dan menduduki posisi ke-4 dari 15 kabupaten/ kota di Lampung.

Pj Bupati Tubaba Dr.Zaidirina, M.Si, mengatakan stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang, dan mengakibatkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak.

“Alhamdulillah Tubaba keluar dari peringkat ke-4 pada tahun 2021, dan berada pada posisi ke-9 terendah. SSGI 2021 angka stunting kita cukup tinggi 22,1%. Kemudian SSGI pada Tahun 2022 turun menjadi 16,4%. Artinya penurunan stunting di Tubaba sebesar 5,7%. Padahal target dari pemerintah pusat, kita harus turun jadi 18%, malah kita berada pada posisi 16,4%. Target saya 2023 ini harus di bawah 10%,” kata Pj Bupati Tubaba melalui pesan WhatsApp, Sabtu (28/1/2023).

Zaidirina juga mengatakan, menindaklanjuti pengarahan Presiden Joko Widodo, terkait pengendalian inflasi, penurunan stunting, penurunan kemiskinan ekstrim, dan pertumbuhan ekonomi. Kabupaten Tubaba, menurutnya, telah menjalankan program 3K 1W (kolam, kandang, kebun, dan wisata) dengan memanfaatkan pekarangan dan lahan-lahan kosong di tiyuh-tiyuh (desa-desa).

“Itu salah satu terobosan yang kita lakukan, selain aplikasi e-penting (elektronik peduli stunting) untuk validitas data dan informasi serta pemantauan dan intervensi untuk masyarakat rawan stunting dan rawan miskin by name by address,” jelasnya. (SID)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *