Bandar Lampung, (dinamik.id) — Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di Provinsi Lampung telah selesai dilaksanakan, dan masyarakat telah menyalurkan hak pilih mereka. Proses demokrasi yang berlangsung pada 27 November ini berhasil mencatatkan momen bersejarah dalam perjalanan politik daerah.
Berdasarkan hasil hitung cepat (quick count), pasangan calon Gubernur Lampung, Mirza-Jihan, berhasil meraih lebih dari 80% suara. Pasangan ini berhasil mengalahkan calon petahana, Arinal Djunaidi-Sutono, dengan selisih suara yang sangat signifikan, sementara petahana hanya memperoleh suara yang relatif kecil.
Akademisi Hukum Tata Negara Universitas Lampung (UNILA) dan Pengamat Politik, Budiyono, menyatakan bahwa keunggulan pasangan Mirza-Jihan adalah sesuatu yang luar biasa dan menciptakan rekor dalam sejarah Pilkada di Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Ini sesuatu hal yang sangat luar biasa bisa mencapai angka sebesar itu, ini menciptakan rekor pilkada bukan hanya di Lampung tapi di Indonesia. Penantang bisa mengalahkan petahana dengan suara yang sangat signifikan dan sangat aneh petahana hanya mendapat suara yang kecil,” ujar Budiyono kepada dinamik.id, Kamis (28/11/2024)
Budiyono menambahkan bahwa hasil tersebut menunjukkan ketidakpuasan masyarakat Lampung terhadap kinerja petahana selama menjabat pada periode 2019-2024. Hal ini juga mencerminkan keinginan masyarakat untuk perubahan dalam kepemimpinan daerah.
“Ini menunjukan bahwa selama beliau (Arinal Djunaidi) menjabat kepala daerah tidak ada hasil atau wujudnya yang dirasakan masyarakat,” imbuhnya.
Sementara itu, Senior Peneliti Indikator Politik Indonesia, Agus Trihartono, mengungkapkan beberapa faktor utama yang mendorong masyarakat memilih pasangan calon kepala daerah, di antaranya adalah keinginan masyarakat untuk perubahan dalam kepemimpinan daerah, serta faktor kedekatan pasangan dengan pemerintah pusat, yang diharapkan dapat membawa dukungan bagi pembangunan di Lampung.
Menanggapi hal tersebut, Budiyono menegaskan bahwa hasil Pilkada ini menunjukkan bahwa masyarakat Lampung menginginkan perubahan dalam kepemimpinan daerah, yang tercermin dari kemenangan Mirza-Jihan dan kekalahan petahana di berbagai daerah di Lampung.
“Dengan terpilihnya mirza dan jihan menunjukan faktor inginya perubahan dalam pimpinan kepala daerah di lampung ini juga di tunjukan dengan beberapa kepala daerah petahana dan keluarga petahana yang kalah versi QC di lampung,” tegasnya.
Lebih lanjut, Budiyono juga menambahkan bahwa kemenangan Mirza-Jihan mencerminkan keinginan masyarakat untuk memiliki pemimpin yang lebih dekat dengan pemerintah pusat.
“Masyarakat mengingkan pemimpin yang dekat dengan pemerintah pusat agar pembangunan di lampung mendapat dukungan pemerintah,” pungkasnya. (Amd)